Lalu apa sajakah manfaat berkurban tersebut?
Menurut Ustaz Heri Hariadi, Lc dalam Kajian Cinta Keluarga dengan tema 'Kurban Bukti Cinta Allah dan Sesama', sebagaimana dikutip dari Republika Online, kurban adalan usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Mengapa kurban itu penting? Berikut empat manfaat kurban dalam Islam.
1. Saksi amal di hadapan Allah
Allah mengganjar kurban dengan pahala berlipat ganda. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah. Sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” (HR Ibnumajah No. 3117)
2. Napaktilas perjalanan Nabi Ibrahim
Ada kesambungan sejarah dari Nabi Ibrahim sampai manusia saat ini. Ada syariat-syariat terdahulu yang dilakukan di zaman sekarang. Ini membuktikan semua agama datangnya dari Allah. Allah menyempurnakan Islam terdahulu dan beberapa syariatnya di zaman Nabi Muhammad SAW dan diamalkan sampai hari ini.
Peristiwa besar yang terjadi di zaman Nabi Ibrahim adalah ketika beliau diperintahkan untuk menyembelih anaknya, Ismail.
"Dalam kisah-kisah para nabi, setiap manusia yang sangat mencintai sesuatu atau seseorang, maka dia akan diberi ujian oleh Allah, berupa keterpisahan, dan sebagainya," kata Ustaz Heri.
Nabi Yaqub sangat mencintai putranya Yusuf. Demikian juga Nabi Ibrahim kepada Ismail. Namun, kecintaan seseorang kepada ciptaan Allah tidak boleh melebihi kecintaan mereka kepada Allah. Oleh sebabnya Ismail ikhlas dirinya dikurbankan. Allah pun mengganti Ismail dengan hewan ternak.
3. Belajar ikhlas
Ikhlas bukan teori, namun dipraktikkan. Kurban menuntut seseorang ikhlas untuk mengeluarkan sebagian materi untuk membeli hewan ternak. Pada zaman dahulu, ikhlas ditunjukkan kerelaan Nabi Ibrahim mengorbankan putranya, Ismail.
Allah SWT berfirman dalam QS Al An Am 161-163, yang artinya, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Rabbku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik.’ (QS. 6:161) Katakanlah: ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, (QS. 6:162) tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).’ (QS. 6:163)."
4. Peduli sesama
Sepertiga dari hewan yang dikurbankan bisa diperuntukkan untuk orang yang berkurban, sementara sepertiga lain disedekahkan, dan sepertiga berikutnya dapat disimpan. Sembelihan bukan sekadar sembelihan. Dalam Islam, kurban harus berdampak sosial.
Asal Mula Perintah Berkurban
Asal mula perintah berkurban dituturkan oleh Hidayat Nur Wahid, sebagaimana dikutip dari Republika Online.
"Keluarga Nabi Ibrahim merupakan contoh nyata dalam membangun kebersamaan, kepedulian dan solidaritas itu. Lihatlah dalam peristiwa penyembelihan Nabi Ismail sebagai pengewejantahan Nabi Ibrahim atas perintah Allah SWT," kata Hidayat Nur Wahid.
Dalam surat Ash Shooffaat ayat 101 sampai ayat 107 dikisahkan, setelah Nabi Ismail tumbuh dewasa Nabi Ibrahim mendatanginya untuk menjalankan perintah Allah, yaitu menyembelih Nabi Ismail, anak kandungnya sendiri.
Nabi Ismail mendukung ayahnya melaksanakan tugas yang diperintahkan Allah tersebut. "Sungguh pasangan ayah dan anak yang begitu hebat. Keduanya adalah sosok manusia pilihan karena rela melaksanakan perintah Allah," ujar Hidayat Nur Wahid.
Kemudian, terang Hidayat, tibalah hari penyembelihan, Nabi Ismail diikat dan diletakkan pada sebuah batu, dengan berat hati Nabi Ibrahim mengambil parang. Akhirnya parang diletakkan di leher Nabi Ismail dan dilaksanakanlah penyembelihan.
Namun ternyata parang yang sudah ditajamkan tersebut menjadi tumpul. Di sinilah terungkap bahwa perintah Allah tersebut adalah ujian untuk Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, sejauh mana cinta dan ketaatan mereka terhadap Allah SWT. Mereka membuktikannya, keduanya lulus dari ujian yang maha berat itu.
"Nabi Ibrahim menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pengorbanan putranya untuk berbakti melaksanakan perintah Allah. Nabi Ismail tidak sedikit pun ragu dalam melaksanakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan."
Allah SWT mengganti Nabi Ismail dengan memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor domba yang telah tersedia di sampingnya. Lalu segera dipotong leher kambing itu oleh Nabi Ibrahim dengan parang yang tumpul di leher putranya tadi.
"Inilah asal permulaan sunnah berkurban yang dilakukan umat Islam setiap Hari Raya Idhul Adha di seluruh dunia," ungkap doktor dari Univeresitas Islam Madinah, Arab Saudi.
Video Kisah Nabi Ibrahim Menyembelih Nabi Ismail
Berikut video Kisah Nabi Ibrahim menyembelih Nabi Ismail
Semoga bermanfaat. Salam Luar Biasa!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar